Blue Fire Pointer Facebooker Sejati: Desember 2012

Rabu, 19 Desember 2012

Akhirnya Di PHK Juga

Jakarta - Sekitar 100 buruh telah tiba di Bundaran HI. Mereka sedang menunggu 700-an rekan mereka yang hendak berdemo. Selain aksi di Bundaran HI, mereka akan berdemo di Kedubes Jepang, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, hanya beberapa puluh meter dari Bundaran HI.

Seratusan buruh ini tiba sekitar pukul 09.30 WIB, Rabu (5/12/2012). Setelah didrop oleh sopir bus, massa duduk-duduk di emperan Plaza Indonesia, di seberang air mancur Bundaran HI. Mereka mengenakan pakaian seragam tempat mereka bekerja yaitu kemeja coklat muda garis-garis dan celana coklat. Mereka membawa spanduk bertuliskan "Pekerjakan kami kembali karyawan PT Mitsuba". Mereka adalah buruh yang bekerja di PT Mitsuba Tangerang.

Para buruh yang didominasi kaum Adam ini mendesak agar sistem outsourcing di tempatnya bekerja dihapus. "Itu membuat status kami tidak jelas," ujar seorang di antara mereka.

"Kami demo untuk memperjuangkan nasib kami, kami ingin outsourcing di perusahaan kami dihapus," imbuhnya. Setelah berkumpul di Bundaran HI, massa nantinya akan menuju Kedubes Jepang.

Sementara itu, ratusan polisi telah berjaga di beberapa titik. Menurut Kapospol Bundaran HI M Nababan, pihaknya menerjunkan 200 personel. Sementara menurut Polda Metro Jaya, di Bundaran HI aksi demo dijaga oleh sekitar 317 perseonel.

Aksi demo hari ini akan menyasar ke empat kedubes yaitu Kedubes Jepang, Kedubes Korea Selatan, Kedubes Italia dan Kedubes Malaysia, serta kantor pemerintahan. Polisi menerjunkan 8.214 personel untuk menjaga kantor-kantor tersebut. Polisi memperkirakan demo hari ini diikuti 6.000-an buruh. Dengan adanya demo ini, perhatikan jadwal perjalanan Anda agar tidak terjebak macet!

http://news.detik..com/read/2012/12/...jepang?9911012

Gara-gara Janji, Ahok Marahi Mahasiswa

Jakarta - Dengan berapi-api, seorang mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK) tiba-tiba nyelonong menagih janji Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atas menjamurnya minimarket yang mengancam pasar tradisional. Ahok membalas dan marah besar kepada si mahasiswa.

Pengamatan detikcom, Selasa (18/12/2012) siang, Ahok awalnya sibuk meladeni pertanyaan sejumlah wartawan di Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Tiba-tiba 4 orang mahasiswa yang terbalut jas almamater warna merah ikut nimbrung. Seorang mahasiswa menyerobot kerumunan wartawan. Ia dengan penuh semangat dan berapi-api menumpahkan protesnya.

"Pak begini, sekarang ini semakin terpuruk pasar tradisonal. Kita ini mau bangun pasar tradisional. Sekarang, kenyataannya banyak minimarket yang menjamur," kata mahasiswa itu dengan lantang.

Ahok yang berkacamata itu tampak serius mendengarkan protes mahasiswa tersebut.

Sang mahasiswa melanjutkan pernyataannya. Ia mengaku baru berunjuk rasa di tempat kongkow anak muda 7-Eleven di Matraman, Jakarta Pusat.

"Kami sudah melakukan unjuk rasa di 7-Eleven pusat di Matraman. Kami minta bertemu, tetapi mereka menolak bertemu. Padahal 7-Eleven seharusnya menyediakan makanan siap saji, tetapi malah menjadi minimarket sesuai peraturan presiden nomor 22. Kami menuntut Wagub, mana janji Anda, Pak!" ujar mahasiswa itu dengan nada tinggi.

Bagai disambar geledek, Ahok naik pitam mendengar ucapan sang mahasiswa. Ahok menegaskan belum mengeluarkan satu izin pun.

"Yang jelas, sampai saat ini kami belum mengeluarkan izin satu pun sampai hari ini. Makanya, kami ini kan baru 2 bulan. Anda maunya saya ngomong sopan santun kan. Anda mahasiswa, saya juga mahasiswa dulu. Anda aktivis, saya juga mantan aktivis. Sama," kata Ahok dengan nada tinggi dan menggerakkan tangan seolah-olah menekankan pernyataannya itu.

"Makanya kita duduk, ngomong. Saya ini baru 2 izin yang sudah keluar. Kami ingin kaji, Anda kalau cabut izin di PTUN-kan orang dan kita kalah, uang rakyat juga yang bobol di APBD. Ya semuanya ada kajiannya Nggak kayak mahasiswa langsung main berantem saja. Kalau berantem, aku lebih jagoan," ujar Ahok yang mengenakan seragam dinas warna cokelat itu.

Mahasiswa itu mendengarkan penjelasan Ahok. Sementara tiga temannya menonton dari kejauhan.

"Bukan masalah itu. Kita bukan bicara masalah mahasiswa, Pak," sahut mahasiswa yang tidak diketahui namanya itu.

"Makanya saya bilang, Anda jangan teriak-teriak, tenang saja. Kami ini baru dua bulan dan kami katakan, kami belum keluarkan izin satu pun. Kalau kami sudah keluarkan izin, Anda boleh maki-maki kami, mana janjinya," kata Ahok panas.

"Ini saya agak marah karena Anda bilang, mana janjinya. Kami baru 2 bulan, Bung. Jadi Anda jangan pakai janji Anda tadi. Kalau Anda tidak singgung itu, saya tidak marah," lanjut Ahok yang tidak kalah berapi-api, sambil menunjuk ke arah mahasiswa.

Mahasiswa itu tetap memperhatikan Ahok. Ia sedikit terlihat gugup.

"Anda singgung itu makanya saya menantang Anda sekarang, ya kan. Kami baru 2 bulan, kami belum keluarkan izin. Kami baru analisa izin apa saja yang sudah keluar dan yang bisa dicabut. Anda kurang apalagi. Kami mau keluarkan pasar-pasar baru. Semua lantai pasar tidak perlu dibeli, undi. Apartemen tidak perlu dibeli, undi. Tetapi kalau kamu jual, saya usir satu lantai karena rakyat juga ada oknum yang kurang ajar. Begitu dapat rusun dijual, dapat pasar dijual yang dapat orang kaya lagi. Anda mau bilang sosialis kalau mau bicara, kita lebih ketat soal begituan," papar Ahok panjang lebar dan masih dengan nada tinggi.

"Ya kami mau bicarakan penjamuran pasar, Pak," kata mahasiswa berusaha meluruskan maksudnya.

"Ya makanya saya katakan, itu bukan izin kami. Kami sudah minta Dinas UKM beli 1.500 tempat di pasar tradisional. Tanya sama UKM. Anda kalau jual tanah kasih tahu saya, saya mau beli. Kita akan bikin pasar, masih nggak cukup," bentak Ahok.

"Jangan gunakan kalimat 'mana janji Anda'. Saya tidak suka kalimat 'mana janji Anda', tahu nggak!" lanjut Ahok yang bergegas masuk ke dalam mobil dinasnya untuk menuju kantor Kejati Jakarta.

Mahasiswa itu terdiam dan terlihat kebingungan. Teman-temannya menghampiri.

"Sudah-sudah," kata petugas Pamdal yang meminta mahasiswa-mahasiswa itu meninggalkan Balai Kota.


(aan/nrl)

Sumber : 
http://www.kaskus.co.id/thread/50d03b580975b42a3f000005/gara-gara-janji-ahok-marahi-mahasiswa/

Nasib Bupati Garut Aceng Fikri Ditentukan Hari Ini

JAKARTA - Nasib Bupati Garut Aceng HM Fikri ditentukan dalam Sidang Paripurna DPRD Kabupaten Garut, Rabu (19/12). Sidang Paripurna Pansus Nikah Siri DPRD Kabupaten Garut akan menggelar sidangnya hari ini.

Berdasarkan informasi yang diterima redaksi, dalam Sidang Paripurna Pansus Nikah Siri DPRD Kabupaten Garut akan membeberkan laporan setelah dilakukannya pemeriksaan kepada yang bersangkutan dan melakukan investigasi ke berbagai pihak, serta meminta pertimbangan ke Komisi III DPR dan Komnas Perempuan dan Anak.

Sebelumnya diberitakan Pansus DPRD Kabupaten Garut dibentuk setelah adanya permintaan yang mendesak dari berbagai elemen masyarakat Garut. Bupati Aceng dinilai telah melanggar peraturan yang berkaitan pelanggaran etika,karena telah menikahi seorang perempuan di bawah umur bernama Fani Oktora (18 tahun) asal Limbangan, Garut. Kemudian, Aceng menceraikannya setelah empat hari melalui pesan singkat.




sumber : Nasib Bupati Garut Aceng Fikri Ditentukan Hari Ini

Tugu pahlawan zaman dahulu dan zaman sekarang




Gapura berbentuk Candi Bentar berdiri didepan pintu masuk monumen, dibelakangnya tepat telihat kokoh tugu kebanggaan arek Suroboyo bernama Tugu Pahlawan. Monumen berbentuk paku terbalik setinggi 40,5 meter ini dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektar.

Lokasi Tugu Pahlawan ini dahulu merupakan bekas gedung pengadilan Belanda yang dipakai untuk mengadili warga pribumi dan orang Belanda yang melakukan pelanggaran hukum. bangunan ini dikenal dengan sebutan Raad Van Justititie.

Pada awalnya, pendirian monumen ini untuk mengenang jasa perjuangan Arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan kemerdekaan pada tanggal 10 Nopember 1945 di Surabaya. Sejarah mencatat peristiwa tersebut sebagai perang besar, sebanyak 10.000 Arek Suroboyo tewas dalam pertempuran melawan Sekutu.

Monumen ini diresmikan oleh Presiden Soekarno, didampingi Walikota Surabaya Doel Arnowo, melakukan peletakan batu pertama pada tanggal 10 Nopember 1951, dan tepat setahun kemudian Monumen Tugu Pahlawan diresmikan oleh Presiden, didampingi Walikota Surabaya, R Moestadjab Soemowidigo bertepatan dengan kongres pemuda Indonesia yang digelar di Surabaya.

Saat memasuki areal Monumen Tugu Pahlawan, wisatawan akan diajak untuk melihat delapan relief yang menggambarkan perkembangan kota Surabaya pada jaman dahulu hingga saat ini. Mulai pertempuran Jendral Mallaby, hingga pengejaran arek Suroboyo yang mengungsi ke Mojokerto akibat peristiwa Mallaby. Dalam relief tersebut digambarkan, tentara sekutu yang membonceng NICA (Nederlandsch Indiƫ Civil Administratie) mengejar Arek Suroboyo hingga terjadi petempuran di kawasan perbukitan Gunung Sari.

Sejarah mencatat, pada tahun 2000 dibangunlah museum untuk melengkapi keberadaan monumen. Didalam museum ini tersimpan koleksi-koleksi sejarah, seperti peta-peta yang menggambarkan invasi tentara Tar-Tar ke Hujung Galuh dan ada juga berbagai jenis senjata yang digunakan pada Pertempuran 10 Nopember 1945.

Museum ini juga menyimpan beberapa peninggalan milik Bung Tomo dan bendera lascar pejuang ketika pertempuran bersejarah itu terjadi. Pada lantai satu, wisatawan bisa mendengarkan pidato Bung Tomo selama 4 menit, hanya dengan menukarkan koin ke petugas museum.

Untuk wisatawan yang ingin mengetahui suasana pertempuran 10 November, dapat berkunjung ke Auditorium Visual, film berdurasi 25 menit ini merupakan film dokumenter yang dibuat untuk menggambarkan suasana perjuangan Arek Suroboyo melawan Sekutu. Dalam satu hari, pemutaran film dilakukan sebanyak enam kali yang disertai dengan peta maket Surabaya pada tahun 1945, yang sudah dilengkap dengan detector asap plus efek cahaya.

Untuk menyukseskan tahun kunjungan museum 2010, maka monumen Tugu Pahlawan mulai berbenah. “kami berupaya untuk melakukan pembenahan berbagai fasilitas dan koleksi museum, dan kami yakin pengunjung di tahun ini akan meningkat” tutur Moch Sutopo, Kepala Unit Pelaksana Teknis Monumen Tugu Pahlawan.

Jumlah pengunjung museum dari tahun ke tahun juga terus meningkat, pada tahun 2007 mencapai 46.083 orang, 2008 mencapai 55.340 dan tahun 2009 mencapai 70.230 wisatawan. “ada peningkatan rata-rata 18-20% setiap tahun, dan jumlah pengunjung paling banyak berasal dari pelajar dan mahasiswa, yang didominasi oleh wisatawan domestik 95% sisanya wisatawan manca negara 5%” tutur Sutopo.

SUMBER